berisi posting-posting yang "tidak penting", semua isi didalamnya hanyalah fiktif belaka, bila terjadi kesamaan nama atau lokasi... itu hanyalah suatu kebetulan belaka.. atau mungkin perasaan saja....

Tuesday, September 19, 2006

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Status Gizi dan Penyakit Serta Hubungannya Dengan Keluhan Kesehatan Pada Mahasiswa

RINGKASAN

OTTE SANTIKA. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi, Status Gizi dan Penyakit Serta Hubungannya Dengan Keluhan Kesehatan Pada Mahasiswa Putra TPB IPB. (Dibimbing oleh HARDINSYAH).

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosial ekonomi, status gizi dan riwayat penyakit serta hubungannya dengan keluhan kesehatan pada mahasiswa putra TPB IPB tahun 2002/2003. Tujuan khususnya untuk, (1) menganalisis keragaan sosial ekonomi keluarga mahasiswa putra, (2) menganalisis keragaan berat dan tinggi badan serta status gizi antropometri mahasiswa putra, (3) menganalisis perubahan status gizi antropometri mahasiswa putra setelah satu tahun di asrama, (4) menganalisis keragaan penyakit dan keluhan kesehatan mahasiswa putra (5) serta menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi, status gizi dan riwayat penyakit terhadap keluhan kesehatan mahasiswa putra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang perubahan status gizi mahasiswa putra TPB IPB setelah satu tahun tinggal di asrama, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan kesehatan mahasiswa putra.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Hibah DUE Like pada program Studi S1 GMSK IPB, yang berjudul ”Kajian Faktor Sosial Ekonomi, Status Gizi, Keluhan Kesehatan dan Prestasi Belajar Mahasiswa TPB IPB”. Penelitian menggunakan disain Cross Sectional Study. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2003. Penelitian dilakukan di asrama putra mahasiswa TPB IPB di tiga gedung asrama yang terdiri atas C1, C2 dan C3. Contoh adalah mahasiswa putra TPB IPB yang diterima di IPB tahun 2002/2003. Jumlah mahasiswa putra TPB secara keseluruhan adalah 1236 orang, yang terdiri dari mahasiswa jalur USMI, SPMB, dan jalur PIN. Mahasiswa putra yang mengikuti penimbangan berjumlah 836 Kemudian dari 836 orang contoh tersebut dipilih mahasiswa yang mengisi kuesioner secara lengkap dan mempunyai berat badan pada awal tahun yaitu sebanyak 575 orang.
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner wawancara, dan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data hasil pemeriksaan kesehatan dan penilaian status gizi yang dilakukan oleh Poliklinik IPB dan Klinik Konsultasi Gizi & Klub Diet Jurusan GMSK pada tanggal 25-28 Juni 2003, data dari Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) serta data dari asrama putra mahasiswa TPB IPB.
Data yang diperoleh dari kuesioner terdiri dari : Karakteristik contoh (yang meliputi nama, NRP, Fakultas, Jurusan, Program Studi, tempat dan tanggal lahir, nomor kamar, blok asrama, nomor HP, asal SMU, dan sumber biaya pendidikan), Keluhan kesehatan dan stress, yang meliputi keluhan kesehatan dan penyakit yang diderita selama di IPB dan beberapa pertanyaan tentang stress, seperti penyebab stress, dan lama mengalami stress.
Umur contoh berkisar 16-21 tahun, mayoritas contoh (91,7%) berada pada rentang usia 19-21 tahun. Dilihat dari asal SMU, pada umumnya berasal dari SMU di Jawa barat dan Banten (45,4%). Berdasarkan asal fakultas, mayoritas (18,6%) contoh berasal dari fakultas pertanian.
Sebagian besar (37,9%) tingkat pendidikan ayah dan ibu contoh adalah SMU. Sebagian besar bekerja sebagai pegawai negeri (36,7%). Menurut besar keluarga, sebagian besar contoh adalah 4-5 orang (52,7%). Sebagian besar (48,5%) orang tua contoh berpenghasilan <1,5 juta rupiah kemudian diikuti oleh 1,5-3 juta rupiah. Sebagian besar contoh memperoleh biaya pendidikan dari orang tua yaitu sebanyak 99.1 persen. Mayoritas contoh (61%) biaya hidup perbulannya adalah sebesar 300 – 500 ribu. Mayoritas contoh (74,3%) mempunyai pengeluaran untuk makan dan minum antara 200-300 ribu.
Rata-rata berat dan tinggi badan contoh pada awal tahun adalah 53,8 kg dan 165, 4 cm, sedangkan pada akhir tahun 55,2 kg dan 168,9 cm. Jika dilihat secara umum semua contoh mengalami kenaikan berat badan dan kenaikan tinggi badan, baik berdasarkan umur, asal SMU, dan penghasilan orang tua per bulan. Rata-rata IMT pada awal tahun sebesar 19.6 sedangkan pada akhir tahun 19.3. Menurut umur dan asal SMU, mayoritas contoh mengalami penurunan rata-rata IMT. Menurut penghasilan orang tua, contoh yang penghasilan orang tuanya <1,5>3 juta mengalami penurunan rata-rata IMT, sedangkan pada rentang penghasilan orang tua 1,5 sampai 3 juta rata-rata IMT tetap.Pada awal tahun sebanyak 67,8% contoh berstatus gizi normal, 28,7% berstatus gizi kurus serta 3,5% berstatus gizi gemuk. Sedangkan pada akhir tahun terlihat sebanyak 68,2% contoh berstatus gizi normal, 29.4% berstatus gizi kurus serta 2,4% berstatus gizi gemuk.
Sebanyak 94,4% contoh pernah mengalami sakit selama satu tahun berada di asrama TPB IPB. Enam penyakit utama yang pernah diderita oleh contoh adalah flu (84,2%), diare (40,7%), cacar (24,5%), alergi (18,1%), typus (13,6%) dan gangguan tidur (13,7%). Hal yang sama terjadi pada keluhan kesehatan sebanyak 93,4% mengalami keluhan kesehatan. Empat keluhan kesehatan utama dari contoh, yaitu lemah/letih/lesu (70,3%), pusing (57,2%), gangguan Nafsu makan (33.4%) dan mual (19,8%).
Hasil uji korelasi spearman menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara variabel sosial ekonomi dengan status gizi. Hasil korelasi spearman juga menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (p>0.05) antara sosial ekonomi dengan skor keluhan. Hubungan yang tidak nyata terjadi antara skor jenis penyakit dengan status gizi. Hasil analisis statistik menggunakan korelasi spearman menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan (r = 0.194, p<0.05) antara skor jenis penyakit dengan skor keluhan kesehatan serta antara Skor penyakit dengan skor stress dan lama stress. Hasil analisis dengam korelasi spearman menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara status gizi dengan stress.
Dari hasil penelitian dapat disarankan Mengingat banyaknya contoh yang mengalami sakit dan gangguan tidur (13.7 %) maka diperlukan kebijakan agar diadakannya pemeriksaan kesehatan secara berkala dan adanya jam malam. Perlu adanya kebijakan institusi untuk mengoptimalkan pengelolaan asrama, terutama dalam hal kebersihan, sanitasi asrama, pengelolaan kantin serta perbaikan fasilitas yang bersifat positif seperti fasilitas olah raga.

No comments: